Secara bahasa pengertian relay adalah saklar yang digerakan oleh listrik, yang mana secara umum banyak relay menggunakan prinsip elektromagnet untuk menggerakan saklar secara mekanik. Tetapi banyak juga prinsip kerja relay selain yang disebutkan sebelumnya, seperti relay solid-state yang menggunakan komponen semikonduktor, dan lain-lain.
Bagian-bagian relay elektromekanik
- Bingkai : biasanya bingkai dipakai pada relay, dan bingkai ini biasanya terbuat dari bahan yang cukup kuat untuk melindungi bagian relay.
- Lilitan: lilitan ini terdiri dari kawat yang digulung dan biasanya terdapat pada bagian relay, biasanya lilitan ini terdiri dari dua atau lebih kawat atau logam yang bisa mengantarkan listrik dengan cukup baik, ketika lilitan ini di aliri arus listrik maka akan menghasilkan medan electromagnetic.
- Kontak : bagian pada relay yang berfungsi sebagai komponen yang bisa membuat kondisi tersambung atau terbuka pada relay, atau istilah lainnya adalah bagian relay yang bisa membuat kondisi relay terbuka atau tertutup.
- Armature / angker : adalah bagian relay yang bisa bergerak, nah biasanya bagian ini yang bisa membuka dan menutup kontak, biasanya armature tertarik oleh kawat yang menyangganya.
Relay biasanya terdiri dari dua bagian, pertama bagian (sirkuit) yang mengalirkan arus atau daya dan bagian (sirkuit) yang menjadi kontak.
Sekilas tentang Sejarah Relay
Berdasarkan beberapa literature bahwa relay ditemukan tahun 1835 oleh ilmuwan amerika bernama Joseph Henry, dimana ketika itu ditemukan ketika Joseph Henry berusaha meningkatkan kualitas dari telegraph listrik versi barunya. Ada beberapa versi lain yang menyebutkan bahwa relay ini sudah dikembangkan pada tahun 1831 tetapi sedikit catatan atau dokumen yang menyebutkan hal tersebut.
Ada versi lain juga dari beberapa catatan bahwa relay di temukan oleh penemu asal inggris bernama Edward Davy yang menemukan relay elektronika pada tahun 1835 untuk telegraph listrik yang dikembangkan oleh Edward Davy sendiri.
Jenis-jenis relay
Relay mempunyai beberapa jenis yang umum ditemui disekitar kita, seperti berikut ini pengertian relay berdasarkan jenisnya:
1. Subminiature relay
Subminiature relay adalah jenis relay mekanik yang dirancang untuk saklar pada rangkaian elektronika yang mempunyai arus besar, komponen ini terdiri dari lilitan untuk alternate current (AC) atau direct current (DC), relay DC biasanya digerakan dengan tegangan yang sudah ditetapkan seperti 6, 12 atau 24 volt DC dengan hambatan lilitan masing-masing sekitar 40, 160 dan 650 ohm, sedangkan untuk relay AC biasanya digerakan dengan tegangan dengan kisaran seperti 110 atau 240 volt AC dengan hambatan lilitan masing-masing 3400 dan 13600 ohm, kecepatan switchingnya berada pada kecepatan 10 sampai dengan 100 ms (micro second) dengan rating arus kisaran 2-15 Ampere.
2. Miniature Relays
Pengertian relay ini hampir mirip dengan subminiature relay tetapi relay jenis ini dirancang untuk mempunyai sensitivitas lebih besar dari subminiature relay serta untuk arus yang lebih kecil, biasanya jenis relay ini khusus dirancang untuk tegangan direct current (DC) serta digerakan oleh tegangan DC tetapi bisa juga didesain untuk saklar pada arus alternate current (AC), biasanya komponen ini bisa bekerja pada tegangan 5, 6, 12, dan 25 volt DC dengan hambatan lilitan dari 50 sampai 3000 ohm.
3. Relay Reed
Pengertian relay ini serta bentuk relay ini terdiri dari dua strip logam tipis dimana berfungsi sebagai kontak yang bisa bergerak, relay reed ini biasanya ditempatkan pada wadah kaca atau transparan dan dikelilingi oleh kumparan magnet.
4. Solid-State Relays
Relay ini terbuat dari bahan semikonduktor. Relay solid-state, termasuk transistor (FET, BJTs) dan thyristor (SCR, triac, diacs, dll). Relay solid-state memiliki kecepatan switching yang fenomenal atau cukup tingi. Namun, perangkat ini biasanya memiliki hambatan yang tinggi dan memerlukan pengaturan yang lebih rumit, dan relay jenis ini kurang kuat bila terjadi overload dibandingkan dengan relay elektromekanik.